Selasa, 10 Mei 2011

Ibu

Ketika menyiapkan sarapan pagi tiba-tiba pikiran saya kembali pada satu moment di waktu seminar tentang ‘parenting’ dari DR. Ernest Wong kemarin siang.  
Ingatan saya tertarik kembali kepada sosok seorang perempuan yang sudah saya kenal betul, ibu saya, seorang ibu yang mandiri, sabar dan tegas. Ibu menjadi bagian yang sangat berarti dari kehidupan saya yang harus saya simpan kenangannya dengan baik. 

Ibu yang memberi semangat saya dan adik saya untuk gigih menyelesaikan kuliah, yang memberi ketenangan, kekuatan batin dan Beliau sangat tegar, mandiri, tegas dan banyak yang menyukai karena ramah. Tidak ada kalimat yang bisa dipakai untuk mengungkapkan betapa berartinya seorang ibu. Yang memperjuangkan apapun untuk kesejahteraan dan kebahagian putra-putrinya. Figur seorang ibu mendominasi dalam perkembangan karakter dan kepribadian seorang anak, yang akan dibawa bersama tumbuh kembang kehidupan anak tersebut. Bukan berarti mengabaikan arti seorang ayah dalam sebuah keluarga. Bukan!! Ayah dan ibu adalah team manager yang hebat, harus sejalan dan seimbang di dalam sebuah keluarga.

Dari semenjak dalam kandungan hingga anak-anak dewasa ataupun sudah menikah dan berkeluarga, seorang anak dimata seorang ibu tetaplah sama yaitu anak yang tetap disayangi. Dalam prakteknya rasa sayang yang ditunjukkan mungkin berbeda.
Jika kita tahu bahwa figur dan kasih sayang ibu mendominasi karakter dan kepribadian seorang anak.

Ternyata, sebagai seorang ibu hal terbaik yang harus dilakukan adalah bagaimana ibu bisa menjadi pelindung, menjadi bagian, tempat mencurahkan ganjalan, membantu anak mencari solusi dalam masalah, memberi dorongan dan semangat untuk maju, memberi lingkungan yang baik, memberi kesempatan berkembang, mengajarkan tentang bagaimana mengelola uang saku, dan hal terpenting lagi memberi arti kehidupannya dengan hidup yang sehat dan keyakinan spiritual. Betapa berartinya seorang ibu dimata anaknnya karena perannya yang begitu besar.

Kehidupan anak yang seimbang akan mendukung keharmonisan sebuah rumah tangga, saat anak usia kuliah, Anda akan tetap tenang melepaskannya mandiri. Dan saat Anak Anda menikah Anda menjadi ibu yang sangat bahagia karena menghantar anak mandiri Anda ke dunia keluarga barunya.


jadi, riry bisa menyimpulkan bahwa seorang ibu adalah...
sumber inspirasi n kasih sayang untukku...
love you mom....




Pada Saat Tuhan Menciptakan Ibu

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran Ia menciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan seraya berkata lembut, “Tuhan, banyak sekali waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?” dan Tuhan menjawab pelan, “Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?”


1. Ibu ini harus ‘waterproof’ (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik. 

2. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.

3. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya.
4. Memiliki telinga yang lebar untuk menampung keluhan anak-anak dan suaminya.
5. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan hati yang sedih.
6. Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
7. Enam pasang tangan!! Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya, “enam pasang tangan? ...ck, ck, ck” “Tentu saja! bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana-sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik..”., balas Tuhan
8. Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu. “Bagaimana bentuknya?”, malaikat semakin heran. Tuhan mengangguk-angguk, “Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya, ‘apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?’, padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya”. “Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. mata itu harus bisa bicara!, mata itu harus berkata, ‘saya mengerti dan saya sayang padamu’, meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun. “Tuhan”, kata malaikat itu lagi, “istirahatlah!”. “Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai”.
9. Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10. Ia harus tetap memberi makan 5 orang dengan uang yang menipis di akhir bulan.
Akhirnya malaikat membalik-balikkan contoh ibu dengan perlahan. “Terlalu lunak”, katanya memberi komentar. “Tapi kuat!”, kata Tuhan bersemangat. “Tak akan bisa engkau bayangkan betapa banyak yang bisa ia tanggung, pikul dan derita”. “Apakah ia dapat berfikir?”, tanya malaikat lagi. “Ia bukan saja dapat berfikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi”, kata Sang Pencipta. Akhirnya malaikat menyentuh sesuatu yang basah di pipi, “Eh ada kebocoran di sini”. “Itu bukan kebocoran”, kata Tuhan. “Itu adalah air mata,... air mata kebahagiaan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, air mata, dan air mata” “Tuhan memang ahlinya”, malaikat berkata pelan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar